Minggu, 11 Februari 2018

DILAN-da kebaperan? Hmmm

REVIEW FILM DILAN 1990 DARI SUDUT PEMBACA NOVEL

Image Source: bioskoptoday.com

"Selamat tidur Dilan, aku rindu"

Itu adalah perkataan Milea yang masih terngiang-ngiang di fikiran saya, di saat semua orang terngiang-ngiang oleh gombalan Dilan.

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan menonton film Dilan 1990 bersama beberapa teman. Sudah telat memang, tapi ya mau bagaimana. Mahasiswa yang baru liburan semester cem saya kebanyakan alesan kalo di ajak nonton di awal-awal film pas lagi booming-booming-nya. Bukannya apa-apa, antri adalah hal yang saya hindari selama masih memungkinkan untuk di hindari, banyak hal yang lebih bisa di lakukan di banding antri tiket film yang masih akan tayang 2 minggu kedepan.
Bisa masak dulu, bisa KRS an dulu, bisa nulis dulu, bisa umroh dulu. Hmmm

Sebenarnya, menonton novel yang di film kan bukan satu hal yang saya senangi, biasa saja. Karena saya pernah merasa "di php" saat nonton Sunshine Becomes You (yang di perankan oleh Herjunot Ali dan Nabilah Ayu), dimana di novel yang sudah saya baca sebelumnya saya merasa novelnya begitu bagus, tapi saat nonton filmnya, imajinasi di novel seakan runtuh :(

Nah karena euforia Dilan ini begitu kuat melebihi Sunshine Becomes You, dan saya sudah membaca ketiga novelnya, jadilah tergoda nonton juga.

Euforia Dilan melanda remaja-remaja labil, mahasiswa-mahasiswi yang kebanyakan tugas, atau kebanyakan tidur macem saya, bahkan melanda ayah-bunda yang bahkan sudah berumah tangga.
Maka dari itulah saya sudah yakin 1000% kalo sejak Film ini rilis sampai beberapa hari kedepannya, pastilah antrinya kayak mahasiswa di Bank BTN UNS saat jadwal pembayaran UKT, ruamee bangett bos! Sudah rame, uyel-uyelan, dapet kursi sisa, nonton sendiri pula. Berat.

Image Source: sumeks.co.id

Jadi sebenernya Dilan ini siapa sih? Kok sampe sebegitunya? Sampe bikin manusiamanusia rela antri dan ga peduli mau duduk di mana yang penting nonton.

Ini bahkan kalo Dilan di tayangin di layar tancep, kalo Dilannya macem dek iqbal, tetep deh remaja-remaja pada rela desak-desakan di rumput lapangan yang becek abis kena ujan.



Image Source: titiknol.co.id

Film Dilan 1990 oleh MAX Picture yang di sutradarai oleh Pidi Baiq  dan Fajar Bustomi adalah adaptasi dari Novel Dilan 1990 karya Pidi Baiq. Novel Dilan sendiri sebenarnya ada 3 part, yaitu Dilan 1990, Dilan 1991, dan Milea.

Dilan 1990 berisi tentang sudut pandang seorang anak SMA bernama Milea, anak pindahan dari Jakarta ke Bandung terhadap Dilan, yaitu anak SMA di mana Milea pindah, dan juga seorang Panglima Tempur geng motor terkenal di Bandung. Keduanya terjalin kisah asmara yang bikin pembaca senyum senyum dan tak di pungkiri banyak perempuan yang berharap bisa berada di posisi Milea. Dilan adalah seseorang yang puitis dan suka sastra kayak saya, walaupun banyak yang menganggap dia nakal, tapi ketika kita baca alasannya kenapa dia nakal, pasti kita akan "iya juga ya".

Dilan pernah bilang dia bukan nakal, tapi berani. Ketika sekolahnya di serang sekolah lain, orang-orang macam dia lah yang akan melawan penyerang, bukan seorang yang pintar dan pendiam,  bahkan guru-guru akan sembunyi saat sekolah mereka di serang. Dan itu salah satu yang membuat Milea jatuh hati. Hal yang paling lekat dengan Dilan adalah gombalannya. Betapa gombalannya bikin Milea senyam senyum sendiri dan yang baca juga "aaaaa apaansih Dilaann" dengan muka tersipu-sipu ayam.

Nah saat saya menonton film Dilan 1990, kebetulan bioskop tidak penuh, bahkan hanya terisi setengahnya saja, karena mungkin banyaknya jadwal Dilan di bioskop tersebut sehingga membuat penonton tidak membludak.

Jalan cerita nya di mulai dari Milea yang menjelaskan dirinya seperti di novel, dan kemudian scene Dilan menghampiri Milea untuk pertama kali sambil bilang "kamu Milea ya?" Dan seterusnya. Milea ini tipe cewek yang alus tapi penuh kehati-hatian. Sedangkan Dilan tipe cowok yang nekat, suka kebebasan, tapi juga tahu resiko.

Berhubung saya belum lama membaca novelnya, tentu saja saya masih hafal bagaimana alur cerita nya dan dialog-dialog apa yang akan di ucapkan. Dan biasa aja, saya ga dilanda kebaperan saat pemutaran film berlangsung.

Image Source: kapanlagi.com


Di Filmnya, banyak adegan dari novel yang di hilangkan, yang saya inget adalah waktu Dilan ngajak Milea ke rumahnya untuk pertama kali. Di novel di tuliskan bahwa Dilan ngerjain Milea dengan cara membawa Milea ke rumah tetangganya. Sebenernya saya nungguin scene itu, karena walaupun receh tapi itu lucu :D. Scene Milea dan Mas Adi jalan jalan di ITB juga gaada :(

Respon penonton lain gimana? Hmm memang ada beberapa adegan yang bikin penonton teriak-teriak ataupun ketawa, tapi tidak banyak. Yang paling terlihat adalah ketika Dilan mengeluarkan gombalan mautnya, penonton biasa aja. Mungkin ini karena sudah terlalu terkenalnya gombalan Dilan itu. Seperti:

"Jangan rindu, berat, kamu gaakan kuat, biar aku saja" 
penonton b aja
"Jangan bilang ada yang menyakitimu, besoknya orang itu akan hilang" 
penonton b aja
"Cemburu itu hanya untuk orang yang tidak percaya diri, dan sekarang aku sedang tidak percaya diri" 
penonton b aja
Milea salim ke Dilan 
penonton tersipu-sipu ayam

Dasar penonton :(

Image Source: plukme.com

Benar, ketika nonton gombalan Dilan berasa udah hilang nyawa-nya. Beda banget dengan baca di buku.
Tapi film ini lumayan menghibur lah, bisa membayangkan pacaran zaman dulu bagi saya yang waktu itu belum lahir :(. Suasana 1990 nya kerasa banget sebelum ada meme tentang mobil ayla yang tercyduck berada di belakang Dilan pas naik motor.
Bikin saya "oh ternyata PDKT zaman dulu sesusah itu ya, harus telpon telponan pake telpon rumah, belom kalo tercyduck si ayah. Ga kaya sekarang yang kadang wassap kadang enggak, bikin kita kayak jemuran " abaikan

Aktor aktrisnya juga keren-keren. Yang paling saya inget selain pemeran utama adalah Debo, yang berperan sebagai Nandan. Liat Debo jadi culun banget begitu bikin ngakak aselik!
Dandanannya ala anak SMA zaman dulu banget. Baju di masukin, rambut rapi, aksesoris ga berlebihan, ga pake make up, sekolah jalan kaki, naik angkot dan hal-hal lain yang jaman dulu banget.

Image Source: kitamuda.id

Kontroversi Iqbaal yang memerankan Dilan sebenernya cukup bikin film ini di pandang sebelah mata oleh beberapa orang (yang ga suka iqbaal), tapi nyatanya banyak yang suka dan mengapresiasi peran Iqbaal di sini dengan tembus 4,7 Juta penonton sampai hari ini gengs! Bahkan melebihi jumlah viewers Pengabdi Setan.

Yang bilang iqbaal kurang garang, kurang sangar, coba liat film nya dulu. Awalnya ekspetasi saya juga begitu, tapi pas liat filmnya, saya faham kalo pemilihan Iqbaal menjadi Dilan oleh Pidi Baiq sudah tepat. Dilan yang tengil, romantis, keren, tatapan matanya membunuh, dan berusaha menjadi yang terbaik untuk kekasihnya itu cukup berhasil di perankan oleh Iqbaal.
Walaupun ada sedikit bagian-bagian yang kurang pas, tapi no problem lah. Nanti kalo Dilannya di ganti Younglex pada protes kurang sangar lagi ga ya?

Image Source: solopos.com

Overall film ini menghibur, walaupun tidak sampai DILAN-da kebaperan puls saya sempet ngantuk pas nontonnya, tapi tak di pungkiri beberapa scene bikin saya tersipu-sipu ayam (tentu kadarnya ga sebanyak anak SMA di sebelah saya yang sampe nyender-nyender ke temennya karena gakuat liat tatapan dilan -.-)

Film ini juga menambah daftar pasangan populer di dunia perfilm an setelah Ratna-Galih, Rangga-Cinta, dan sekarang, Dilan-Milea.

Image source: seleb.tempo.co

Oiya, ketika sebuah film di apresiasi dengan luar biasa, tentunya hal-hal di dalamnya akan ikutan booming juga, termasuk fashion. Penasaran fashion model apa saja yang menarik di film Dilan 1990? Tunggu postingan selanjutnya yaa..

Terakhir,
bilangin ke Dilan, yang berat itu bukan rindu, tapi fall in love with people we can't have. Sekian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar